RSS

About









Analisis Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Novel

OLEH :

HUMAIRA MIFTAHUR RAHMI

XI IPA 1
SMAN 1 Padang Panjang

TP. 2012-2013

    
    
    
    

    
    




Identitas
JUDUL              : 5 cm
PENULIS : Donny Dhirgantoro
PENERBIT      : PT. GRASINDO
Jumlah halaman      : 381
TAHUN TERBIT    : November 2007






Analisis Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Novel
Sinopsis
Novel 5 cm in bercerita tentang asyi dan indahnya kisah persahabatan 5 orang anak manusia yang memiliki nama Arial, Riani, Zafran, Ian dan Genta. Mereka berlima memiliki impian, mimpi dan karakternya masing-masing.
Persahabatan mereka telah terjalin selama tujuh tahun. Hari-hari dan aktifitas mereka selalu mereka lewati bersama. Suatu ketika mereka merasa jenuh dengan suasana yang hanya berputar di lingkungan mereka berlima saja. Mereka ingin mencoba untuk menemukan hal-hal baru. Muncul ide untuk saling menjauh dan tidak berhubungan satu sama lain selama tiga bulan. Selanjutnya mereka akan diberi kabar oleh genta untuk bertamu pada tanggal 14 Agustus. Ide tersebut pun disepakati. Selama tiga bulan inilah terjadi banyak hal dan peristiwa yang telah terjadi. Arial mendapatkan pacar baru yang bernama Indy. Ian setelah bersusah payah menyelesaikan 4 Bab dalam waktu 2 bulan. Namun akhirnya, lulus dengan nilai A. Begitupun Zafran, ia mendekatkan diri dengan Dinda. Riani bekerja di sebuah perusahaan. Meskipun baru satu bulan Riani bekerja, namun dengan keyakinannya ia sudah bisa memegang liputan. Genta pun sukses dengan pameran yang ia adakan, meskipun tadinya sudah berpikir tidak akan banyak yang datang, ternyata pameran tersebut sangat banyak peminatnya. Waktu selama 3 bulan dengan hal-hal baru yang terjadi itu telah memberi perubahan besar dan membuat hati mereka menjadi tambah kaya dan berhasil mendewasakan diri mereka masing-masing. Perubahannya itu mulai dari pendidikan, karir, idealisme, dan tentunya love life.
3 bulan berlalu, akhirnya tibalah saatnya Genta untuk memberi kabar pada teman-temannya untuk bertemu kembali. Ternyata Genta telah merencanakan acara untuk mendaki Gunung Mahameru. Genta meminta teman-temannya untuk membawa perlengkapan dan berkumpul di Stasiun Senen pada tanggal 14 Agustus pagi hari. Setelah tanggal 14 tiba, mereka bertemu dan saling melepas rasa rindu satu sama lain. Cerita dan kisah baru yang mereka jalani selama tiga bulan berpisah saling mereka ceritakan selama perjalanan cukup panjang menuju puncak Mahameru.
Perjalanan menuju puncak Mahameru itu embutuhkan perjuangan yang keras dan rasa rela merkorban yang tinggi. Selama perjalanan itu mereka mengenal orang-orang dan sahabat baru yang menginspirasi mereka.
Akhirnya dengan rasa bangga mereka berhasil menginjakkan kaki di puncak tertinggi di Pulau Jawa apalagi pada saat Sang Merah Putih dikibarkan. Semua pendaki mengikuti pengibaran bendera tersebut dengan khidmat dan terharu. Semua menitikkan air mata karena bangga, terharu, dan bahagia.
Setelah upacara, mereka turun gunung dan menginap di Ranu Kumbolo. Keajaiban yang mereka rasakan tadi pagi masih terasa dalam diri mereka hingga malam itu. Dan malam itu juga, Genta menyatakan perasaan sukanya pada Riani. Namun, Riani tidak bisa menerima Genta, karena yang disukai Riani adalah Zafran. Zafran dan Dinda belum tertidur dan mendengar semua yang Genta dan Riani katakan. Dinda menyukai Genta, tetapi ternyata Genta suka pada Riani. Malam itu cinta membuktikkan, bahwa cinta yang paling besar adalah cinta Sang Pencipta terhadap yang dicipta-Nya.
10 tahun kemudian...
Riani menikah dengan Zafran, dan memiliki seorang anak yang bernama Zafran Jr. Arial menikah dengan Indy, dan memiliki seorang anak yang bernama Arian. Genta menikah dengan Citra, teman sekantor Riani, dan memiliki seorang anak yang bernama Aga. Dinda menikah dengan Deniek, teman yang ditemuinya di Mahameru, dan memiliki seorang anak yang bernama Deninda. Ian menikah dengan Happy dan memiliki seorang anak yang bernama David. Mereka berenam memiliki anak yang satu TK pula. Mereka merasa memang mereka tidak bisa saling lepas satu sama lain. Sebentar lagi 17 Agustus, anak mereka berlatih untuk upacara bendera di sekolah mereka. Dan mereka tidak akan pernah melepaskan rumus mereka, ”Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh disini, di depan kening kamu jangan menempel, biarkan dia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu”, yang membuat mereka yakin bahwa mereka pasti bisa menggapai itu semua.



A.              Unsur Instrinsik

Tema
Tema novel dengan judul “5 cm” ini adalah tentang Persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan dan keyakinan pada mimpi-mimpi mereka.
Bukti :


”Keenam sahabat itu menembus rimbunnya hutan, dengan pohon-pohon besar dan ranting dedaunan yang sesekali harus mereka singkirkan dari wajah mereka.” (halaman 235)

”Kelima sahabatnya langsung memeluk makhluk gendut yang seperti baru bangun dari tidur.” (halaman 339)

“...membuat rasa terima kasih mereka menjadi begitu indah. Mereka berenam berpelukan sangat erat, ait mata kembali jatuh, menjadi saksi bening dan eratnya persahabatan mereka.” (halaman 344)

”...berdiri lagi setiap kamu jatuh, bahwa kamu akan mengejarnya sampai dapat, apa pun itu, segala keinginan, mimpi, cita-cita, dan keyakinan diri...” (halaman 362)

“...Biarkan keyakinan kamu, 5 centimeter menggantung mengambang di depan kening kamu. Dan... sehabis itu yang kamu perlu... cuma...” (halaman 362)

”kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang berbust lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap labih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas.” (halaman 362)

“Lapisan tekat yang seribu kali lebih keras dari baja...” (halaman 362)

“Serta mulut yang akan selalu berdoa...” (halaman 363)

“...Kamu akan dikenang sebagai seorang yang percaya pada kekuatan mimpi dan mengejarnya, bukan seorang pemimpi saja, bukan orang biasa-biasa saja tanpa tujuan, mengikuti arus dan kalah oleh keadaan...”
(halaman 363)

“...Dan kamu enggak perlu bukti apakah mimpi-mimpi itu akan terwujud nantinya karena kamu hanya harus mempercayainya.” (halaman 363)

Amanat
·      Bawa mimpi dan keyakinan kamu setiap hari, lihat dan ingat setiap saat dan yakinlah bahwa kamu bisa. Jangan pernah menyerah dengan hambatan apapun yang menghalangi dan yakinkan diri kamu bahwa kamu pasti bisa. Terus kejar dan dapatkan semua keinginan, mimpi dan cita-cita. Percayalah pada mimpi-mimpi di depanmu.
“...dari mata kamu. Dan kamu bawa mimpi dan keyakinan kamu itu setiap hari, kamu ihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa. Apa pun hambatannya, bilang sama diri kamu sendiri, kalau kamu percayasama keinginan itu dan kamu enggak bisa menyerah. Bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh,...” (halaman 362).
“Percaya pada... 5 centimeter di depan kening kamu.” (halaman 363).

·      Saling tolong-menolong, kepercayaan, kasih-sayang dan kesetiakawanan akan menghasilkan hubungan dan ikatan persahabatan semakin erat.
“ “Ian...enggak...boleh...pergi.” Genta kembali menangis, mengingat perjuangan Ian untuk wisuda, bayangan keluarga Ian melintas di benaknya.” (halaman 388)

“Genta teru menggoncang-goncang tubuh itu. Air matanya tampak menetes.” (halaman 337)

“Genta langsung mencci luka di kening Ian, memberi Bethadine dan membungkusnya dengan perban.” (halaman 336)
·      Rasa cinta tanah air adalah rasa yang harus dimiliki ganerasi muda. Generasi muda harus bangga bertanah air Indonesia.
“...menahan tangis. Genta menunduk melihat tanah pasir yang dipijaknya, kembali dia menemukan ibunya yang lama hilang, yang telah menjumpainya di malah Ranu Pane, Ibu itu kembali menjumpainya disini.” (halaman 346)
“Hampir seluruh pendaki di situ tak bisa menahan haru. Di pagi ini semua merasa dekat satu sama lain, bergembira dengan hati sesak penuh kebanggaan. Di sini... di Mahameru tanggal tujuh belas Agustus... Tanah Air ini Indah sekali. Ibu Pertiwi pun tersenyum melihat anak-anaknya yang bergembira di atas pangkuannya.” (halaman 347)

“Rombongan kecil anak manusia itu bersujud syukur di puncak Mahameru, mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Tuhan dan kepada tanah yang telah menghidupi mereka, Ibu yang selalu membrikan tanah dan airnya setiap hari. Ibu yang akan selalu mencintai anak-anak bangsa.”(halaman 344)
                                  
·      Janganlah menjadi manusia yang diatur oleh keadaan dan merasa kalah sama keadaan. Tapi, jadilah manusia yang beranggapan bahwa dirinyalah yang harus mengatur keadaan, bukan dirinya yang diatur oleh keadaan.
“iya manusia internal adalah manusia yang beranggapan bahwa dirinyalah yang harus mengatur keadaan, bukan dirinya yang diatur oleh keadaan.”
“Manusia internal adalah manusia yang  akan selalu melihat dahulu apa yang salah daam dirinya, bukan lantas menyalahkan keadaan.”

Alur
Alu pada novel 5 centimeter termasuk alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa lalu dan kejadian masa depan.

1.     Perkenalan
Cerita berawal dari pertemanan 5 orang tokoh dengan 1 orang cewek dan 4 orang cowok semasa SMA. Mereka adalah Aral, Riani, Ian, Zafran dan Genta. Mereka pada dasarnya adalah sekumpulan anak baik-bik yang suka film, musik, chating, ngobrol dan suka khilaf. Mereka penggemar banyak aliran musik. Kelimanya juga masih suka berantem. Tapi seiring berjalannya waktu dan adanya kebersamaan, mereka menjadi suatu kesatuan yang benar-benar menyatu dan saling mengerti satu sama lain. (halaman 1-60)

2.     Konflik
Setelah sekian lama selalu bersama, mereka merasakan rasa jenuh dan bosan dengan suasana itu-itu saja. Mereka hanya berputar pada lingkungan yang kecil itu saja. Terbesit pikiran untuk mencoba ke lingkungan luar dan mencoba hal-hal baru. Mereka berlima setuju untuk memutuskan hubungan selama 3 bulan. Mereka akan bertemu lagi pada tanggal 14 Agustus dengan acara yang akan disiapkan oleh Genta. Banyak hal yang telah berubah dan terjadi selama 3 bulan mereka tidak bersama. (halaman 61-143)

3.     Klimaks
Tanggal 14 Agustus tiba dan cerita baru yang lebih seru terjadi. Mereka bertemu di stasiun, melepas rasa rindu dan akan melakukan perjalanan untuk rencana mendaki gunung Mahameru. Cerita unik dan baru selama 3 bulan berpisah terkuak selama perjalanan menuju Mahameru. Merka semua menceritakan hal-hal dan peristiwa baru yang mereka dapatkan selama 3 bulan itu. Di perjalanan menuju Mahameru mereka berjumpa dengan para pendaki dan sahabat-sahabat baru. Mereka mengenal Daniek yang yang selalu berkunjung ke Mahameru setiap tahun untuk mengunjungi makam sahabat yang ia banggakan yang meninggal sewaktu mendaki. Sahabat Daniek itu adalah Adrian. Lima orang sahabat itu sangat kagum dan ikut bangga setelah tau cerita masa lalu Adrian yang sangat mencintai tanah air ini. Perjalanan mereka lalui dengan perjuangan yang keras dan hampir mengorbankan nyawa dari salah seorang dari mereka. Banyak peristiwa yang menyadarkan mereka tentang arti perjuangan, dan persahabatan sesungguhnya. Sehari sebelum hari kemerdekaan RI mereka dan para pendaki lainnya berhasil mencapai puncak tertinggi di Pulau Jawa itu. Dengan rasa haru mereka mengikuti upacara penting tersebut. Malamnya, di Ranu Kumbolo, Genta mengeluarkan semua isi hatinya pada Riani dan Riani juga mengakui perasaannya yang tak pernah diduga. Hati Riani teenyata milik Zafran. Saat itu Zafran dan Arinda memang terpejam, tapi hati dan pendengaran mereka tidak. Zafran mendengar Riani menyebutkan namanya dengan lembut. Ia menyesal karena terlalu terbuka tentang perasaannya pada Arinda selama ini. Begitu juga Arinda, ia mencoba untuk terlelap mendengar kata-kata Genta. Ternyata hatinya selama ini hanya untuk Genta.



4.     Anti Klimaks
Cinta sekali lagi membuktikan kekuatannya malam itu kalau cinta ada untuk cinta itu sendiri, bukan untuk dimiliki,  bukan untuk Genta, bukan untuk dinda, bukan untuk Riani, bukan untuk Zafran. Mendengar Riani mengatakan perasaannya sesungguhnya dengan tabah tanpa menitikan air mata setitikpun telah meluluhkan hati Genta. Genta bahagia melihat Riani bisa mengeluarkan luapan hatinya malam itu. Semua beban selama ini hilang. Mereka berdua tak akan melupakan malam yang indah itu.

5.     Penyelesaian
10 tahun kemudian...
Riani menikah dengan Zafran, dan memiliki seorang anak yang bernama Zafran Jr. Arial menikah dengan Indy, dan memiliki seorang anak yang bernama Arian. Genta menikah dengan Citra, teman sekantor Riani, dan memiliki seorang anak yang bernama Aga. Dinda menikah dengan Deniek, teman yang ditemuinya di Mahameru, dan memiliki seorang anak yang bernama Deninda. Ian menikah dengan Happy dan memiliki seorang anak yang bernama David. Mereka berenam memiliki anak yang satu TK pula. Mereka merasa memang mereka tidak bisa saling lepas satu sama lain.


Penokohan
1.      Arial :
Di dalam novel, Arial digambarkan sebagai orang yang sporty, selalu tampil rapi dan simpel. Arial adalah sosok yang tenang, pembawaannya selalu senyum, jarang mengejek, asik, cool, dan pembawa suasana ramai karena jika tertawa suaranya paling keras.
Kutipan dalam novel :
“...., pokoknya sporty deh, Arial yang selalu rapi ...”
“Arial adalah orang yang simpel-simpel aja, tapi ia kebanggaan seluruh tongkrongan karena Cuma dia yang bisa tenang, pembawaanya banyak senyum, dan jarang khilaf.”
“... orang yang biasa aja, tapi asik, ..., jarang nyela, jarang bercanda tapi kalo tertawa paling keras, makanya kalau ada dia jadi ramai.”
2.      Riani :
 Di dalam novel ini, Riani adalah gadis berkacamata, cantik, cerdas dan mengutamakan prestasi. Pribadi yang memiliki karisma, selalu dominan dimana-mana, cerewet dan tidak mau kalah dengan siapapun juga. Riani seorang aktivis kampus yang gemar membaca dan banyak belajar. Dia juga suka berdebat.
Kutipan dalam novel :
“Riani pakai kacamata, cantik, cerdas dan seorang N-ACH sejati”
“ Dia punya semacam karisma yang bisa bikin orang menengok. Selalu dominan dimana-mana, cerewet dan nggak mau kalah sama siapapun juga”
“Riani seorang aktivis kampus. Siapa aja dan apa aja bisa didebatnya, soalnya dia banyak banyak dan banyak belajar”
3.      Zafran :
Didalam novel, tokoh zafran termasuk orang yang pandai membuat puisi, pintar. Zafran punya kelakuan yang berantakan . Zafran adalah orang yang akan bilang apa saja yang ingin dia bilang. Tokoh zafran memiliki tubuh yang kurus dan berperan sebagai vokalis band.
Kutipan dalam novel :
“Seorang penyair yang selali bimbang”
“..., kesan kedua, buat para cowokpasti punya persepsi nih anak pintar banget”
“..., Zafran punya kelakuan yang berantakan, yang katanya standar seniman”
“Zafran adala orang yang akan bilang apa aja yang dia mau bilang, ... “
4.      Ian :
Didalam novel, ian adalah tokoh yang gila bola, ia juga senang tantangan dan suka makan terutama indomie. Selain itu, Ian juga gemar mengoleksi film orang dewasa (17tahun ke atas)
Kutipan dalam novel :
“Apa aja tentang bola dia tahu dan kebanyakan dia ngabisin waktunya buat bola, ...”
“..., untuk membeli ‘piece of lust’ kalo diterjemahkan ke bahasa ilmiah adalah ‘VCD Bokep’.”
“..., dan ngefans indomie, Manchester United, dan juga Happy Salma.”

5.      Genta :
Di dalam novel ini, Genta adalah pemimpinnya. Genta begitu menyukai Riani. Genta adalah orang yang peduli terhadap orang lain, ia lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya sendiri. Genta adalah sosok yang baik, seorang aktivis kampus. Dia sangat dikagumi teman-temannya.
Kutipan dalam novel :
“The Leader”
“Enggak ada yang tahu kalo Genta adalah fans beratnya Riani, ...”
“aktivis kampus, ...”
6.      Dinda
Dalam novel ini, Dinda atau Arinda digambarkan sebagai tokoh yang baik, pengiba dan peduli.
Kutipan dalam novel:
“Sambil melihat sang ibu yang sedang menyiapkan nasi, Dinda bertanya tanya dengan hatinya, Ya ampun... ibu setua ini, malam-mlam masih mencari rezeki, kemana anaknya?”
7.      Deniek
Dalam novel ini Deniek digambarkan sebagai seorang anak muda yang mudah dekat dengan semua orang, ramah, menyayangi sahabat dan memiliki jiwa perjuangan serta cina tanah air yang tinggi.
Kutipan dalam novel:
“...Di tempat dingin begini kita di kasih daun hangat,  bukannya kaktus atau nanas,,, hehehe...,” Deniek barujar, tersenyum ramah.
“...Deniek mencoba mengalihkan pembicaraan bagitu melihat teman-teman barunya seperti terlihat sedih.”
“Istirahat dengan tenang saudaraku. Kamu punya arti banyak di hati ini... Dari saudara dan sahabatmu. Deniek.”
“Di balik selembar folio itu tampak Deniek, Oscar, dan satu lagi seorang mahasiswa botak berwajah ceria dengan jaket almamater, berdiri di depan gedung MPR memegang bendera merah putih.”
“Sebentuk wajah yang pernah mereka kenal tampak menjadi salah satu pengibar bendera itu.”
“Deniek tampak menengadah memandang bendera, bibirnya terkatup rapat mencoba menahan haru.”

Sudut  Pandang
Sudut pandang pada novel “5 cm” ini adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Kutipan:
“Pictures of you-nya The cure terdengar lembut di tape mobil Ian disepanjangg jalan Diponegoro, Menteng.”
“Arial adalah sosok yang paling ganteng di antara mereka... Tinggi da gede pokoknya sporty deh.”
“kelimanya juga masih suka berantem siapa yang paling bagus antara Joy dan Delon,..”
“Satu yang pasti, semuanya adalah pembenci George Bush, tapi masih belum bisa mengambil sikap tantang Saddam Husein,..”

Latar
1.     Tempat :
·  Jakarta
“...terdengar lembut dari tape mobil Ian di sepanjang jalan Diponegoro, Menteng.” (halaman 15)
“Lima orang di dalam mobil itu bru aja makan bubur ayam di Cikini.”
·  Bogor
“Heh bengong, udah sampai Bogor nih...,” (halaman 91)
“Bogor sore menunggu malam pun menyambut mereka.” (halaman 91)
“Di antara keriuhan Bogor menunggu malam dengan angkotnya yang banyak....” (halaman 92)
·  Rumah Arial : Kamar Arial, Secret Garden
“Halaman rumah Arial luas dan asri.” (halaman 19)
“Lampu taman yang kekuninganmembuat suasana Secret Garden semakin merona dan membuat pantulan yang indah di mata mereka.” (halaman 33)
“Mereka duduk lesehan di beranda bungalow bambu di Secret garden.” (halaman 34)
“Masih di Secret Garden.”
“Malam semakin larut di Secret Garden.”
·  SMA
“Setelah membeli lampu lima watt, mobil Arial menuju ke mantan SMA sakral mereka yang terletak di bilangan Jalan Mahakam.” (halaman 46)
“Mereka berjalan melalui kantin depan dan lorong sekolah, melihat sekeliling yang gelap, melihat bekas kelas masing-masing dan menyapa dalam gelap.” (halaman 47)
“Malam itu di sekolah, mereka ngobrol lagi, ketawa-tawa lagi, berfilosofi lagi,di bawah kuningnnya cahaya seadanya di tempat yang pernah mempertemukan mereka melewati usia tujuh belas.” (halaman 52)
·  Stasiun kereta api Senen
“Siang itu daerah Senen panas sekali. Di Stasiun Senen, Genta dengan bawaaannya dengan super banyak, menikmati makan siang di salah satu restoran Padang di situ.”
“Zafran masih merasa di stasiun Senen yang panas itu tiba-tiba turun hujan salju-dingin dan sejuk.
·  Stasiun Lempuyungan, Yogyakarta
“Genta, Riani, Zafran, dan Dinda turun dari kereta, menginjakkan kaki di ubin putih yang mulai .
 “Perlahan tapi pasti, kereta mulai berjalan meninggalkan Stasiun Lempuyungan.
·  Cirebon
“Kereta berhanti di Stasiun Cirebon” (halaman 160)
“Kereta berjalan perlahan meninggalkan Cirebon.” (halaman 163)
·  Stasiun kereta Madiun
“Pukul 06.30 Satasiun kereta Madiun.”
“Di Madiun.”Arial menjawab pertanyaan Riani.

·  Stasiun Malang
“Pukul setengah tiga lebih mereka tiba di Stasiun Malang.”
“Di Stasiun Malang, rombongan pecinta alam itu menarik perhatian banyak orang.”
·  Tumpang
“Angin sore di Tumpang menerpa wajah para penumpangnya.”
·  Ranu Pane
“Mereka menjejakkan kaki di tanah Ranu Pane.” (halaman 217)
“Ranu Pane malam itu tampak Ramai, jip-jip yang menurunkan pendaki tampak nerdatangan.” (halaman 217)
·  Ranu Kumbolo
“...Itu...Ranu...Kumbolo...Surganya Mahameru.”
“Tadi di bawah Ranu Pane sekarang  Ranu Kumbolo...”
“Genta menggelar sebuah terpal tebal dari tendanya, mereka semua duduk lesehan di pinggir Ranu Kumbolo.”
“..., kita sekarang ada di Ranu Kumbolo, lagi makan siang,”
“Tapi Ian cuek, dia tetap menari, membuat cipratan-cipratan kecil di pinggiran Ranu Kumbolo.”
·  Puncak Mahameru
“Pengibaran Sang Saka Merah Putih di puncak Mahameru.”
“Puncak Mahameru masih dalam keheningan.”
·  Kampus
“Matahari seakan juga ikut bercerita kepada daun-daun taman kampus, kepada gedung kampus,...”

2.     Waktu :
Setiap saat (Pagi sampai malam)
“Pukul 08.15 Ian udah nongkrong di depan ruangan dosennya.”
“Pukul setengah tiga lebih, mereka berenam plus barang bawaan yang mirip rombongan pecinta alam pun menuju kereta yang siap berangkat. ...Panasnya Jakarta hari itu menimpa gerbong,...”
“Siang itu daerah Senen panas sekali.”
“Sejenak mereka terdiam menikmati angin malam menyapu wajah mereka.”
“Matahari sore yangg sudah enggan mengeluarkan panasnya datang menyambut.”
“Malam itu, Ranu Kumbolo terlihat sangat tenang, bulan dan bintang tampak jelas memantul di permukaannya,..”


3.     Suasana :
Menyenangkan, mengharukan dan menegangkan
“...wajah-wajah penuh senyum melihat kereta,..., ibu muda yang tertawa lepas dengan caping tani di tangannya.”
“Genta panik melihat banyaknya batu yang datang, bayang-bayang temannya tampak menghindar kesana kemari.”
“Semuanya tercekat, hati mereka sperti dituuk pedang tajam.”
“Suara-suara yang sangat ia kenal seperti berteriak kesakitan.”
“Riani menutup penglihatannyaa, matanya tidak kuat melihat pemandangan di depannya.”
“Genta kembali menangis, mengingat perjuangan Ian untuk wisuda, bayangan keluarga Ian melintas di benaknya.”
“Dadanya berguncang keras, air matanyanya menetas perlahan seirama dengan tarikan tangannya di tali tiang berdera.”
“Suara-suara tangis bahagia dan teriakan-teriakan penuh semangat terdengar memenuhi puncak.

Gaya Bahasa
Bahasa yang digunakan dalam novel 5 centimeter adalah bahasa yang mengikuti perkembangan zaman sekarang(modern) dan sesuai dengan kondisi masyarakat sekarang sehingga novelnya dapat dengan mudah dimengerti.

1.      Majas Personifikasi
 “Awan putih dan langit biru bercermin di permukaan danau, membuat langit seperti pindan dan menyatu dengan permukaan air.”
“Matahari seakan juga ikut bercerita kepada daun-daun taman kampus, kepada gedung kampus, juga kepada buku yang dibawa sang dosen, betapa selama ini sang dosen telah menjadikan seseorang bisa berjalan dalam duni a ilmu ke tingkat selanjutnya, membuat anak tangga pengetahuan ke setiap anak manusia yang di bimbingnya.”
“Angin dingin seperti masuk ke dalam hatinya, mengelus hatinya dengan berbagai macam cara yang membuat ian kembai menarik nafas panjang.”
“Beribu bintang yang bertebaran indah pun ikut tersenyum...”
“Sejenak mereka terdiam menikmati angin malam menyapu wajah mereka.”

2.      Hiperbola
“...Rano Kumbolo perlahan muncul seperti tetesan air raksasa yang jatuh dari langit dan membesar di depan mereka.”
“Zafran masih mematung dengan bercanda bergaya sok cuek standar artis, dengan wajah seakan tidak peduli.”
“Genta yang tadinya teriak, hampir muntah ngeliat gaya Zafran.”
“Pelukan Riani membuat Genta terbang tinggi.”
“Zafran masih merasa di Stasiun Senen yang anas itu tiba-tiba turun hujan salju-dingin dan sejuk.”
“Zafran mengambil sebongkah salju dan memoleskan ke mukanya, berlari-lari di antara rusa kutub ditemani matahari yang menembus sela-sela hutan cemara, mencairkan beberapa salju yang ada di wajah Zafran.”


B.               Unsur Ekstrinsik
1.     Nilai Budaya
·         Rasa Cinta Tanah Air
“...berdiri di depan hedung MPR memegang bendera merah putih.”
“Seorang mahasiswa yang memakai jaket almamater lewat sendirian, membawa bendera merah putih.”
...Ayo sebentar lagi sampai puncak langsung upacara bendera di atas.”

·         Mendoakan saudara atau teman yang telah meninggal
“Beberapa pendaki terlihat berhenti dan berdoa di depan batu nisan.”
“Arial membersihkan debu-debu di nisan itu dengan tangannya.”
“Semuanya menunduk dan berdoa untuk Adrian yang dalam sekejap telah mengisi hati mereka di antara dinginnya Arcopodo.”

2.     Nilai Sosial
·        Saling tolong-menolong
“Beberapa pendaki yang sudah menyebarangi terlihat memegangi rantai, saling membantu menjaga kesetimbangan rantai.”
·         Merasa iba pada ibu-ibu tua yang berjualan di Stasiun
“Dia udah terlalu tua untuk semua ini, batin Genta berjalan pelan sekali, bingung dan enggak tega.”
“Sambil melihat sang ibu yang sedang menyiapkan nasi, Dinda bertanya tanya dengan hatinya, Ya ampun... ibu setua ini, malam-mlam masih mencari rezeki, kemana anaknya?”

3.     Nilai Moral
·         Rasa bertanggungjawab terhadap orang lain
“Genta langsung mencci luka di kening Ian, memberi Bethadine dan membungkusnya dengan perban.”
·         Mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan
“...kita akan menganggapnya sebagai suatu pelajaran yang amat berharga yang telah Tuhan berikan untuk kita.”
·         Meminta Restu kepada orang tua
“...saat tadi pagi meminta restu sama papa-mamanya.”

4.     Nilai Agama
·         Selalu mengingat Allah
“Fiuhh... wahh... Subhanallah... Allah Mahabesar.”



























PERBANDINGAN NOVEL INDONESIA DENGAN NOVEL TERJEMAHAN
NO
UNSUR
NOVEL INDONESIA
(Cinta di Ujung Sajadah)
NOVEL TERJEMAHAN
(Twilight New Moon)
KETERANGAN
SAMA
BEDA
1.
Tema
Persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan dan keyakinan pada mimpi-mimpi mereka.
Percintaan Bella Swan dan Edward Cullen

2.
Alur
Flash Back
Maju

3.
Latar
·  Tempat :
Jakarta, Bogor
Rumah Arial : Kamar Arial, Secret Garden
SMA
Stasiun kereta api Senen
Stasiun Lempuyungan, Yogyakarta
Ranu Pane
Ranu Kumbolo
Puncak Mahameru
·  Waktu :
Setiap saat (Pagi sampai malam)
·  Suasana : Menyenangkan, mengharukan dan menegangkan
·  Tempat :
 Italia, Rumah, Tebing




·  Waktu :
Pagi hari, Siang hari, Sore hari, Malam hari, Tengah malam
· Suasana : menyenangkan, menyedihkan, mengharukan, hening















4.
Penokohan
Diceritakan secara langsung
Diceritakan secara langsung

5.
Amanat
·  Jangan pernah menyerah dengan hambatan apapun yang menghalangi dan yakinkan diri kamu bahwa kamu pasti bisa.
·  Saling tolong-menolong, kepercayaan, kasih-sayang dan kesetiakawanan akan menghasilkan hubungan dan ikatan persahabatan semakin erat.
·  Rasa cinta tanah air adalah rasa yang harus dimiliki ganerasi muda. Generasi muda harus bangga bertanah air Indonesia.
·  Janganlah menjadi manusia yang diatur oleh keadaan dan merasa kalah sama keadaan.
·  Jangan terlalu tolong menolong terhadap orang yang berbeda alam

6.
Sudut Pandang
Orang ketiga serba tahu
Orang pertama tokoh utama

7.
Gaya Bahasa
·   Majas Personifikasi
·   Majas Hiperbola
-Majas Personifikasi
-Majas Simile
-Majas Metafora

8.
Nilai Moral
·  Rasa bertanggungjawab terhadap
·  Mengajak manusia agar percaya kepada Tuhan
·  Meminta Restu kepada orang tua
-Mejaga rahasia
-Setia kawan

9.
Nilai Sosial
·  Saling tolong-menolong
·   Merasa iba
-Tolong Menolong

10.
Nilai Budaya
·   Rasa Cinta Tanah Air


11.
Nilai Agama
·   Mendoakan saudara atau teman yang telah meninggal
-Tidak percaya pada Tuhan
-Mempercayai takhayul

RESENSI NOVEL “5 CM”
JUDUL              : 5 cm
PENULIS          : Donny Dhirgantoro
PENERBIT        : PT. GRASINDO
Jumlah halaman : 381
TAHUN TERBIT    : November 2007

SINOPSIS
Novel 5 cm in bercerita tentang asyi dan indahnya kisah persahabatan 5 orang anak manusia yang memiliki nama Arial, Riani, Zafran, Ian dan Genta. Mereka berlima memiliki impian, mimpi dan karakternya masing-masing.
Persahabatan mereka telah terjalin selama tujuh tahun. Hari-hari dan aktifitas mereka selalu mereka lewati bersama. Suatu ketika mereka merasa jenuh dengan suasana yang hanya berputar di lingkungan mereka berlima saja. Mereka ingin mencoba untuk menemukan hal-hal baru. Muncul ide untuk saling menjauh dan tidak berhubungan satu sama lain selama tiga bulan. Selanjutnya mereka akan diberi kabar oleh genta untuk bertamu pada tanggal 14 Agustus. Ide tersebut pun disepakati. Selama tiga bulan inilah terjadi banyak hal dan peristiwa yang telah terjadi. Arial mendapatkan pacar baru yang bernama Indy. Ian setelah bersusah payah menyelesaikan 4 Bab dalam waktu 2 bulan. Namun akhirnya, lulus dengan nilai A. Begitupun Zafran, ia mendekatkan diri dengan Dinda. Riani bekerja di sebuah perusahaan. Meskipun baru satu bulan Riani bekerja, namun dengan keyakinannya ia sudah bisa memegang liputan. Genta pun sukses dengan pameran yang ia adakan, meskipun tadinya sudah berpikir tidak akan banyak yang datang, ternyata pameran tersebut sangat banyak peminatnya. Waktu selama 3 bulan dengan hal-hal baru yang terjadi itu telah memberi perubahan besar dan membuat hati mereka menjadi tambah kaya dan berhasil mendewasakan diri mereka masing-masing. Perubahannya itu mulai dari pendidikan, karir, idealisme, dan tentunya love life.
3 bulan berlalu, akhirnya tibalah saatnya Genta untuk memberi kabar pada teman-temannya untuk bertemu kembali. Ternyata Genta telah merencanakan acara untuk mendaki Gunung Mahameru. Genta meminta teman-temannya untuk membawa perlengkapan dan berkumpul di Stasiun Senen pada tanggal 14 Agustus pagi hari. Setelah tanggal 14 tiba, mereka bertemu dan saling melepas rasa rindu satu sama lain. Cerita dan kisah baru yang mereka jalani selama tiga bulan berpisah saling mereka ceritakan selama perjalanan cukup panjang menuju puncak Mahameru.
Perjalanan menuju puncak Mahameru itu embutuhkan perjuangan yang keras dan rasa rela merkorban yang tinggi. Selama perjalanan itu mereka mengenal orang-orang dan sahabat baru yang menginspirasi mereka.
Akhirnya dengan rasa bangga mereka berhasil menginjakkan kaki di puncak tertinggi di Pulau Jawa apalagi pada saat Sang Merah Putih dikibarkan. Semua pendaki mengikuti pengibaran bendera tersebut dengan khidmat dan terharu. Semua menitikkan air mata karena bangga, terharu, dan bahagia.
Setelah upacara, mereka turun gunung dan menginap di Ranu Kumbolo. Keajaiban yang mereka rasakan tadi pagi masih terasa dalam diri mereka hingga malam itu. Dan malam itu juga, Genta menyatakan perasaan sukanya pada Riani. Namun, Riani tidak bisa menerima Genta, karena yang disukai Riani adalah Zafran. Zafran dan Dinda belum tertidur dan mendengar semua yang Genta dan Riani katakan. Dinda menyukai Genta, tetapi ternyata Genta suka pada Riani. Malam itu cinta membuktikkan, bahwa cinta yang paling besar adalah cinta Sang Pencipta terhadap yang dicipta-Nya.
10 tahun kemudian...
Riani menikah dengan Zafran, dan memiliki seorang anak yang bernama Zafran Jr. Arial menikah dengan Indy, dan memiliki seorang anak yang bernama Arian. Genta menikah dengan Citra, teman sekantor Riani, dan memiliki seorang anak yang bernama Aga. Dinda menikah dengan Deniek, teman yang ditemuinya di Mahameru, dan memiliki seorang anak yang bernama Deninda. Ian menikah dengan Happy dan memiliki seorang anak yang bernama David. Mereka berenam memiliki anak yang satu TK pula. Mereka merasa memang mereka tidak bisa saling lepas satu sama lain. Sebentar lagi 17 Agustus, anak mereka berlatih untuk upacara bendera di sekolah mereka. Dan mereka tidak akan pernah melepaskan rumus mereka, ”Setiap kamu punya mimpi atau keinginan atau cita-cita, kamu taruh disini, di depan kening kamu jangan menempel, biarkan dia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia nggak akan pernah lepas dari mata kamu”, yang membuat mereka yakin bahwa mereka pasti bisa menggapai itu semua.

KEKURANGAN DAN KELEBIHAN NOVEL

Ø KELEBIHAN NOVEL :
    Kelebihan buku ini adalah ceritanya yang menarik, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan alur cerita yang tidak membosankan sehingga pembaca ingin membaca buku ini hingga halaman terakhir. Pesan moral yang disampaikan pun sangat baik sehingga memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuat jadi nyata.
   Buku “5cm” karya Dony Dhirgantoro dengan sampul hitam legam. Di sampul depannya ada beberapa tulisan yang fontnya juga hitam dan di bagian tengah sampul depannya ada juga tulisan “5cm” dengan font yang agak besar berwarna putih. justru yang tampilannya sok misterius kayak gini ini biasanya isinya ga jelas tetapi setelah saya baca ternyata, Buku 5cm mempunyai karakter yang cukup kuat, penuh dialog-dialog yang filosofis, dan berisi kisah-kisah yang inspirasional, dan novel ini sebenarnya cukup bagus, idenya menarik, tentang persahabatan. Penulisnya sendiri sepertinya punya pengetahuan yang luas tentang lirik lagu, film, artis-artis Hollywood, sampe ke filsafat-filasafat Yunani kuno, dan orang terkenal lainnya (Plato, Socrates, Einstein dll), dunia kerja, politik (walaupun sedikit), dan juga humanisme.
Kehebatan penulis terlihat sekali saat menggambarkan dengan detail perjalanan dari Jakarta (stasiun Senen) sampai ke atas puncak Mahameru. Pembaca bagaikan berada di sana, merasakan dinginnya Ranu Pane, indahnya Ranu Kumbolo, mistisnya Kalimati, dan menakjubkannya puncak Mahameru.
   Dalam novel ini sangat banyak memuat hal yang berkaitan dengan jiwa para generasi muda, filosofi, idealisme, dan terutama musik yang intensitasnya sangat sering disebut disertai dengan lirik-lirik lagunya. Nuansa jiwa muda sangat kentara di 5 cm, semangat dan tekad yang selalu membara mengiringi setiap langkah kumpulan sahabat dalam novel ini. Sekelompok manusia yang tidak hanya hidup berfoya-foya tetapi meresapi makna kehidupan yang mereka jalani. Sebuah novel yang dapat menambah motivasi dan kepercayaan diri untuk bias meraih impian dengan bekal semangat dan tidak kenal lelah.
Bagi pemuda, 5 cm sangat mudah dipahami dari segi bahasanya karena menggunakan bahasa-bahasa familiar kaum muda.

Ø KEKURANGAN NOVEL :
   Cerita akhir novel ini terasa begitu dipaksakan dengan pembentukan keluarga antara sahabat-sahabat tersebut ditambah dengan keturunan mereka yang begitu sama mewarisi sifat-sifat orangtuanya dan semuanya sebaya, seumuran. Bagi saya, akhir cerita di novel ini terlalu naif. Sekelompok sahabat itu masih saja mempunyai “ruh” kaum muda meski sudah memiki keturunan dan hal tersebut terasa juga pada anak-anak yang masih TK tetapi “jiwa”nya berjiwa kaum muda dewasa. Kedua hal tersebut membuat pembaca sulit membedakan mana yang menjadi anak dan mana yang menjadi bapak, mana yang pemuda dan mana pula yang anak-anak.
   Bahasa yang begitu kental dengan dunia musik menjadikan sebagian pembaca yang hanya biasa saja mengerti musik akan sulit memahami tokoh dalam novel. Sepertinya penulis ingin mennunjukkan dirinya daripada tokoh karyanya seperti yang disebut dalam novel tersebut yang mengatakan bahwa sang tokoh percaya “lupus sebenarnya tidak suka makan permen karet tetapi yang suka adalah Hilman sang pengarang. Begitu pula 5 cm bahwa geng anak muda itu sebenarnya tidak suka musik tetapi Donny Dhirgantoro lah yang sangat maniak musik.

Ø BIOGRAFI SINGKAT PENULIS
   Donny Dhirgantoro lahir di Jakarta 27 Oktober 1978. Sulung dari empat bersaudara ini menghabiskan seluruh waktu kecilnya hingga besar di Jakarta. Menyelesaikan masa-masa putih abu-abu di SMU 6 Jakarta, sekolah yang sampai saat ini masih dibanggakan karena kenangan-kenangan yang menyenangkan dan tak terlupakan. Kegemaran menulis dan membaca sudah ada semenjak mulai bisa menulis dan membaca, konon hal ini akibat sang Papa meletakkan banyak buku disekitar ari-ari putra sulungnya.
   Selepas SMU, ia melanjutkan studi di STIE Perbanas Jakarta dan ikut aktif dalam segala kegiatan kampus. Pengalaman gagal mendapatkan beasiswa pada salah satu kegiatan pelatihan kampus tidak membuatnya putus asa, tetapi pada tahun berikutnya justru mengantarnya menjadi ketua penyelenggaranya.Bersama teman-teman lain, ia berhasil mendapatkan beasiswa dari kampus. Saat-saat terbaik sebagai mahasiswa adalah ketika bergabung dalam barisan menegakkan reformasi tahun 1998, yang membuatnya bangga menjadi bagian dari bangsa yang besar ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Mantap..

Hannah Nur Azzahrah mengatakan...

lengkap banget :)

Posting Komentar